jump to navigation

Aktivis Lingkungan Masuk Partai Maret 5, 2011

Posted by Iqbal in politik, wisata.
Tags: , , , , , , , , , , ,
trackback

Wawancara dengan Suryo Hadi Wibowo (bagian 2)

Dosen IPB

Maret 2009 di Bogor

Oke, dari sekian partai, tidak ada yang lebih dari yang lain?

Belum. Isu lingkungan dianggap sebagai peri2 sehingga pemandangan ke situ, ya… ada juga yang lumayan, tapi sedalamnya kayak apa tidak tahu. Aplikasinya tidak tahu. Tapi kebanyakan ya konvensional, bahwa harus menyertakan rakyat, bahwa banyak penyebab kerusakan itu bukan di rakyat, di kebijakan yang ditelurkan para pemimpin itu. Nah itu banyak yang tidak tahu.

Apa kita kekurangan ahli lingkungan?

Sebenarnya sih tidak. Pemahaman kita yang kurang. Ahli lingkungan dalam arti instrumental banyak. Ahli pengolahan sampah banyak, tapi sedikit yang memahami bahwa itu karena kesalahan2 kebijakan. Hulu persoalan di situ, bukan karena tidak ada teknologi, bukan karena tidak ada uang.

Apa jangan2 si ahli lingkungan ini tidak banyak terlibat dalam pengambilan policy?

Ya bisa jadi. Sekarang saya temen2 KLH sedang mengupayakan bagaimana mengarusutamakan pertimbangan lingkungan, keberlanjutan, ke dalam setiap kebijakan. Sehingga nanti akan keluar, sedang digodok, sudah jadi draft, kajian lingkungan hidup strtegis. Itu suatu kajian untuk menjamin supaya masuk ke kebijakan2 departemen lain. Dari mulai tata ruang, sektor perhubungan, semuanya. Memang tidak banyak yang tahu tentang itu. Bukan berarti orang lingkungan sedikit. Banyak! Cuma yang memahami, bahwa persoalan lingkungan itu banyak terletak pada aspek2 politik keputusan, politik kebijakan. Itu yang harus kita ungkap terus.

Yang mengclaim dirinya green partij kan PKB, tapi saya denger PKB juga ingin tahu apa sih yang disebut partai hijau. Partai hijau di negara2 maju begitu lahir langsung naik. Perolehan suara tinggi. Jerman langsung 14%. Kenapa? Karena dia bkerja di rakyat. Lahirnya dari LSM-LSM yang mengadvokasi persoalan lingkungan bekerja di rakyat. Negara2 maju berjuang untuk rakyat.

Kenapa kita tidak ikutin jejak Jerman?

Itu yang mau diikuti temen2, membentuk partai hijau. Pertanyaannya, sudah lama belum berjuang dengan rakyat di bawah?

Sudah lama?

Sudah lama, Walhi kan menyatakan diri sebagai bagian dari demokrasi sejak 92. Walhi sendiri berdiri pertengahan 80.

Mentri luar negerinya Jerman yang sebelum sekarang, dari orang lingkungan, tadi nya dari LSM yang suka demo. Trus ada koalisi di kabinet, begitu jadinya.

Sekarang banyak saya lihat teman2 aktivis, tidak hanya aktivis lingkungan, itu senang masuk partai. Siapa yang ngurus rakyat? Mudah2an mereka, kan gitu. Mereka masuk, tapi jangan2 larut, lupa, mudah2an tidak. Kemudian para aktivis ini kalau semuanya kesedot, tidak ada orang lagi. Kalau dulu di Jerman terbelah dua gerakannya itu, ada yang bikin partai ada yang ngurusin rakyat.

Gimana solusinya dari masalah ketidaktahuan orang bahwa lingkungan hidup itu imbas dari policy?

Salah satunya tadi, kami mencoba mengarusutamakan lingkungan dalam kebijakan.

Tiga prinsip lingkungan: keterkaitan, keadilan, keseimbangan. Itu yang kita sebut prinsip memasukkan pertimbangan lingkungan dan keberlanjutan ke dalam setiap kebijakan. Keterkaitan antarsektor. Keterkaitan hulu dan hilir. Keseimbangan jangka pendek dan panjang. Keseimbangan ekonomi dan lingkungan. Keadilan, jangan sampai kebijakan itu menyebabkan orang miskin, karena keputusan2 dari kebijakan2 program yang keputusan rencana program itu adalah keputusan politik. Itu sudah dimasukin dalam pasal 2.

Di Indonesia, itu sering diberi label, bukan label alam, tapi agama, etnis, suku. Apa persoalan poso itu persoalan agama? Bukan! Ambon? Bukan! Apa di Afrika atau yang baru selesai di Ruanda itu betul2 perang suku? Bukan! Indonesia sudah sejak dulu jadi pertarungan, sejak zaman rempah2 di Maluku. Kemudian pengetahuan bertambah, hasil2 riset bertambah, sehingga orang menjadi semakin tahu.

Papua mau lepas sekarang itu karena sumber alam juga.

Negara ini negara yang kaya, tapi sudah hampir habis kekayaannya. Stok tembaga di papua kan. Kita dibohongi lagi sama Amerika, mereka bilang tembaga. Memang tembaga, tapi tembaga itu selalu berasosiasi sama emas. Nilai emasnya yang lebih gede. Makanya Amerika langsung menjadi bank terbesar dalam emas.

Ada satu deposit di Freeport, satu tempat mengumpul dalam satu deposit, bukan semuanya emas, itu karena keputusan politik yang dikeluarkan Suharto tahun 67. Suharto tahu untuk naik butuh dukungan untuk jatuhin Sukarno. Dia harus dapat dukungan politik dari Amerika. Suharto naik, dapat dukungan juga a.l. dari Amerika tentang info2 intelejen. Kemudian Suharto bikin UU PMA untuk barat yang selama itu ditutup Sukarno. Maka generasi Freeport adalah generasi pertama yang menikmati. Itu kan soal timbal balik ekonomi dan politik.

Dalam skala kecil terulang pada desentralisasi. Perilaku nasinal itu terulang pada tingkat kabupaten. Untuk kepentingan politik dan ekonomi. Jadi kesadaran itu yang harus dibangun

 

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar